kecemasan atas berkurangnya tingkat permintaan minyak mentah.
Kenaikan minyak brent melebihi minyak mentah di awal sesi dan mendorong selisih antara brent dan minyak mentah ke rekor tinggi di atas $22 per barel, sebelum kembali turun.
Gangguan suplai minyak mentah di Libya dan Nigeria dan ketatnya pengiriman di North Sea menjaga penguatan minyak brent.
"Ada indikasi data ekonomi AS akan mulai membaik bulan depan, dan jika kita melihat data penjualan ritel, terkecuali sektor otomotif yang terpukul akibat gempa bumi Jepang, sebetulnya naik 0.3%," ucap Amrita Sen, analis minyak pada Barclays Capital. Wall Street yang ikut pulih akibat data Cina dan AS juga menambah sentimen positif minyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar